SPELEOLOGI




Tanggal: 20 November 2017
Pemateri: Surya Kusuma Nugraha (Raff. XIII-065-CAVE)

 Penelusuran gua (caving) merupakan salah satu kegiatan alam bebas yang beresiko tinggi sehingga sebelum melakukannya penggiat harus memiliki kemampuan standar dalam bidang penelusuran gua atau setidaknya didampingi oleh orang yang telah memiliki kualifikasi dan pengalaman dibidang tersebut.


 SPELEOLOGI berasal dari bahasa Yunani
SPELAION = GUA dan LOGOS = ILMU
sehingga SPELEOLOGI dapat diartikan ilmu yang mempelajari tentang gua dan lingkungannya

Menurut IUS (International Union of Speleology) yang berkedudukan di Wina, Austria "Gua adalah setiap ruangan bawah tanah yang dapat dimasuki orang"
Ilmu Speleologi pertama kali diperkenalkan pada abad 19 oleh ALFRED MARTEL, sejak kecil ia sudah mengunjungi gua Hahn di Belgia dan gua Pyreneenne di Swiss dan Italia.
Tahun 1888 ia mulai memperkenalkan penelusuran gua dengan peralatan seperti peluit, lilin, korek api, P3K, pisau, martil, alat pengukur, termometer.
Tahun 1889 ia menginjakkan kakinya pada kedalaman 233 meter di sumuran Ranabel dekat Marseille, Perancis dan selama 45 menit tergantung pada kedalaman 90 meter.


Menurut catatan yang ada penelusuran gua dimulai oleh JOHN BRAUMONT, ahli bedah dari Somerset, England (1674). Ia seorang ahli tambang dan geologi amatir, tercatat sebagai orang pertama yang menelusuri sumuran (patholing) sedalam 20 meter dan menemukan ruangan dengan panjang 80 meter, lebar 3 meter, serta ketinggian plafon 10 meter, dengan menggunakan penerangan lilin.

Ia melaporkan penemuan ini pada Royal Society, Lembaga Pengetahuan Inggris. Orang yang paling berjasa mendeskripsikan gua-gua antara tahun 1670-1680 adalah BARON JOHANN VALSAVOR dari Slovenia.
Ia mengunjungi 70 gua, membuat peta, sketsa, dan melahirkan 4 buku setebal 2800 halaman.


PERKEMBANGAN SPEOLOGI DI INDONESIA

lmu Speleologi di Indonesia baru berkembang pada tahun 1980 dengan berdirinya sebuah club yang bernama SPECAVINA yang didirikan oleh Norman Edwin (Alm) dan Dr. R.K.T.Ko

Hasil gambar untuk norman edwin
Norman Edwin


Namun karena perbedaan prinsip antar keduanya maka terpecah dan masing-masing mendirikan perhimpunan:
Norman Edwin (Alm) mendirikan club yang diberi nama "GARBA BUMI"
Dr.R.K.T.Ko mendirikan HIKESPI (Himpunan Kegiatan Speleologi)
Kemudian pada tahun-tahun tersebut muncul berbagai club Speleologi di Indonesia, antara lain:
BSC (Bogor Speleological Club)
DSC (Denpasar Speleological Club)
SSS (Salamander Speleological Club)
JSC (Jakarta Speleological Club)
Di Indonesia kedalaman gua 200 meter di Sulawesi, di Indonesia terdapat gua Kars (kapur) dan gua Vulkanik.

CAVING DI MAPALA RAFFLESIA
Awal mula masuk di MAPALA Rafflesia tahun 2013

Didirikan oleh:
  1. Fatimah (Raff.VII-026-RC)
  2. Dwi Nur Jatmiko (Raff.IX-042-RC)
  3. Rahmawati Dwi W (Raff.IX-044-RC)
yang mendampingi Ade Setiawan dan Ina

LINGKUNGAN GUA 

  1. Fluktuasi udara sangat kecil
  2. Intensitas cahaya yang sangat kecil
  3. Sumber makanan yang sangat terbatas
  4. Kadar oksigen yang terbatas
PEMBAGIAN GUA
  1. Zona Terang
  2. Zona Senja
  3. Zona Gelap Abadi
ADA APA DI DALAM GUA?
Binatang
  1. Troglobion adalah makhluk hidup yang habitatnya di dalam gua tersebut
    contoh: Ikan, amblyopsis spelaea
  2. Troglophil adalah makhluk yang siklus hidupnya didalam dan diluar gua
    contoh: Kelelawar, Walet
  3. Trogloxene adalah makhluk hidup yang memasuki gua pada waktu tertentu sedangkan gua bukan habitatnya
    contoh: Landak, Biawak, Ular.
     Waterfall/air terjun
    Hasil gambar untuk air terjun di dalam gua
    Gua Cerme, Jogjakarta


    Kolam Statis (Static Pool)
     Hasil gambar untuk kolam statis di dalam gua

    Stalaktit
    yaitu, jenis speleothem (mineral sekunder) yang menggantung dari langit-langit gua kapur. Ia termasuk dalam jenis batu tetes.
    Stalaktit terbentuk dari pengendapan kalsium karbonat dan mineral lainnya, yang terendapkan pada larutan air bermineral.


     Stalagmit
    yaitu, pembentukan gua secara vertikal (tumbuh dari bawah ke atas). Stalagmit terbentuk dari kumpulan kalsit yang berasal dari air yang menetes.
    Stalagmit ditemukan di lantai gua, biasanya langsung ditemukan di bawah stalaktit.

    Jadi, perbedaan Stalaktit dan Stalagmit yaitu:
    Stalagtit endapat kapur yang menggantung turun dari atap gua
    Stalagmit endapan kapur yang tumbuh meninggi dari dasar gua
    Straw
    Bentuknya seperti stalagtit tetapi berdiameter kecil, sebesar tetesan air, panjangnya 1-15cm
     Helictite Sebuah ornamen gua (speleothem) mempunyai bentuk melengkung (bengkok) atau seperti cacing dan memiliki tampak melawan gravitasi selama proses pertumbuhannya.


    Canopy
    Terbentuk dari pelarutan batu gamping yang berasal dari aliran air yang muncul dari retakan dinding atau atap gua. ornamen ini tergolong ke dalam flowstone karena proses terbentuknya dari aliran air.
     Flowstone
    Terbentuk dari milyaran tetesan air yang mengalir dan menyelubbungi bongkahan batu dan tanah. atau mineral karbol
    Pilar 
     Batuan yang tersisa, pilar bisa terbentuk bila stalaktit dan stalagmit bersatu membentuk sebuah dekorasi tersendiri. 

    Draparies
    Bentuknya tirai tipis di dalam gua yang terbentuk dari air menetes di atap atau dinding dengan permukaan miring.

    Mutiara gua
    Terbentuk dari kritalisasi yang berwarna putih dan bening.
     
    Alat standar cave horizontal:
    1. Coverall
    2. Helm
    3. Head lamp
    4. Sepatu boot
    5. Drybag
    Jadi, tujuan mengeksplore gua adalah untuk mencari data dan untuk mengeskplore apa yang ada di dalam gua.

    Mohon maaf apabila ada kesalahan tulisan atau typo, semoga bermanfaat,  sekian dan terima kasih.
     

       

                        




      



Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEORGANISASIAN DAN KESEKRETARIATAN

Sejarah Mapala Rafflesia (Universitas Indraprasta PGRI)