GUNUNG DAN HUTAN

Tanggal : 23 November 2017
Pemateri:
Juni Anjasmani (Raff.XIII-063-GH)


SEJARAH GUNUNG HUTAN DUNIA & INDONESIA
SEJARAH DUNIA:
  1. Tahun 1942 (Anthoine de Vile)
    Memanjat tebing montaiguille 2907 mdpl di pegunungan Alpen untuk berburu chamois (kambing gunung)
  2. Tahun 1624 (Pastor Jesuit)
    Melintas pegunungan himalaya, dll
SEJARAH INDONESIA:
  1. Tahun 1623 (Yan Cartenz)
    Orang pertama melihat adanya gunung sangat tinggi dan tertutup salju
  2. Tahun 1962 (Heinrich Harrer)
    Puncak Cartenz akhirnya berhasil dicapai
  3. Tahun 1964 3 pendaki Indonesia (Fred A, Sudarto dan Sugirin)
    dan beberapa orang Jepang berhasil mencapai puncak Jaya di Irian dan ternyata bukan puncak Cartenz yang sebelumnya diduga
DEFINISI MOUNTAINERING:
  • Mountainering berasal dari kata "mount" yang berarti gunung
  • Mountainneering yaitu kegiatan mendaki gunung
  • Mountaineer yaitu orang yang kegiatan digunung
sedangkan Orienteering yaitu olahraga yang mana pesertanya menggunakan peta dan kompas untuk menemukan sejumlah lokasi kontrol di medan sebenarnya. Atau bisa disebut juga kebut gunung.
Hal-hal yang harus diperhatikan atau dipersiapkan saat mendaki gunung:
  1. Pengenalan medan
    Mengenali jenis medan apa yang akan dihadapi nanti (hutan, rawa, tebing, semak, termasuk diantaranya kondisi sosial masyarakat setempat) membaca peta, menggunakan kompas, dll
  2. Persiapan fisik
    Sebelum melakukan pendakian sebaiknya olahraga, dan mengetahui keterbatasan fisik untuk membawa beban 
  3. Persiapan tim
    Menentukan anggota, membagi tugas, mengelompokkan dan merencanakan yang berkaitan dengan pendakian
  4. Perbekalan dan peralatan
    Persiapan perlengkapan merupakan awal pendakian gunung itu sendiri
MANAJEMEN PERJALANAN DAN PERBEKALAN (MPP)
Perencanaan siasat yang matang untuk melakukan perjalanan dialam terbuka
Rumusan yang bisa digunakan untuk membuat MPP 5W+1H yaitu:
  1. Who (Siapa)
    Siapa yang mengadakan kegiatan, siapa yang memimpin pejalanan, dan dengan siapa kita pergi
  2. What (Apa)
    Apa jenis kegiatan, apa tujuannya, apa hambatannya, apa perlengkapannya dan perlengkapan yang diperlukan
  3. Why (Mengapa)
    Mengapa kita harus pergi, mengapa memiliki kegiatan tersebut
  4. When (Kapan)
    Kapan kegiatannya, berapa lama waktunya
  5. Where (Dimana)
    Dimana tempatnya, dimana tempat pertolongan terdekat
  6. How (Bagaimana)
    Bagaimana teknis melaksanakan kegiatan, bagaimana mencapai lokasi, bagaimana menghadapi resikonya
Hal-hal yang perlu diperhatikan akan kegiatan:
  1. Perlengkapan perbekalan
  2. Perlengkapan jalan untuk medan gunung dan hutan
  3. Packing sebaik mungkin 
Ada 2 faktor bahaya kegiatan dialam bebas:
  1. Faktor Internal
    yaitu, yang datang dari si pendaki sendiri.
    Apabila tidak dipersiapkan dengan baik akan mendatangkan bahaya, karena persiapan kurang baik (fisik, perlengkapan ,pengetahuan, keterampilan dan mental)
  2. Faktor Eksternal
    yaitu, yang datang dari luar pendaki.
    Bahaya ini datang dari objek pendakian sehingga teknik tersebut bahaya, bahaya ini dapat berupa badai, hujan, udara dingin, longsor dll
Para pemula banyak melakukan kesalahan didiri mereka masing-masing dengan tidak melengkapi perlengkapan atau safety prosedur dan keadaan fisik yang kurang mendukung.

PERENCANAAN PERJALANAN (ROP)
Sebelum mendaki kita harus membuat manajemen perjalanan atau rencana operasi perjalanan, yaitu mencari informasiuntuk mendapat data-data dan mengerti medan lokasi yang akan kita daki jangan malu atau segan untuk bertanya.
Buatlah ROP secara detail dan rinci, yang berisi:
  1. Daerah mana yang akan dituju
  2. Berapa lama kegiatan
  3. Perlengkapan apa yang dibutuhkan
  4. Makanan yang perlu dibawa
  5. Perkiraan biaya
  6. Bagaimana mencapai daerah tersebut
  7. Prosedur perizinan mendaki daerah tersebut
  8. Atur pembagian job dengan anggota lainnya
  9. Kapan waktu makan (ROP makan yaitu 07.00, 12.00, 07.00), waktu istirahat dan sebagainya
PERENCANAAN PERBEKALAN
Dalam perencanaan perjalanan, perencanaan perbekalan merupakan salah satu hal yang perlu mendapat perhatian khusus.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
  1. Lamanya perjalanan yang akan dilakukan
  2. Aktifitas apa saja yang akan dilakukan
  3. Keadaan medan yang akan dihadapi (terjal, sering hujan, dsb)
Sehubungan dengan keadaan diatas, ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam merencanakan perjalanan:
  1. Cukup mengandung kalori dan mempunyai komposisi gizi yang memadai
  2. Terlindung dari kerusakan, tahan lama, dan mudah menanganinya
  3. Sebaiknya makanan yang siap saji atau tidak perlu dimasak terlalu lama, irit air dan bahan bakar
  4. Ringan, mudah didapat
  5. Jenis dan rasa yang variatif
  6. Dll
Intinya dalam perencanaan pendakian hendaknya memerhatikan:
  1. Mengenali kemampuan diri dalam tim dan menghadapi medan
  2. Mempelajari medan yang akan ditempuh
  3. Pikirkan waktu yang akan ditempuh
  4. Periksa segala perlengkapan yang harus dibawa dan sebagainya
 Keberhasilan mendaki atau suatu kegiatan dialam bebas:
  1. Mengenali jenis medan
  2. Menentukan lamanya perjalanan
  3. Mengetahui lamanya perjalanan
  4. Mengetahui keterbatasan kemampuan fisik
  5. Untuk membawa beban jangan terlalu dipaksa
  6. Memperhatikan hal-hal tersebut 
Kebanyakan pendaki yang tidak berhasil karena kurang persiapan, kelalaian dan tidak beraturan.
Sebelum memulai kegiatan, sebaiknya dibuat check list terlebih dahulu lalu periksa kembali
PERLENGKAPAN
Secara umum peralatan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
  1. Peralatan dasar
    Peralatan yang selalu kita perlukan setiap saat seperti: pakaian, peralatan masak dan makan/minum, peralatan MCK dan perlengkapan pribadi
  2. Peralatan khusus
    Peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan medan perjalanan atau tujuan perjalanan apakah untuk penelitian, dokumentasi, pemanjat tebing dan sebagainya
  3. Peralatan tambahan
    Yang biasa dibawa atau tidak dan lebih kepada hal-hal kenyamanan
PERLENGKAPAN MENDAKI GUNUNG/STANDAR PENDAKIAN
Perlengkapan Pribadi:
  1. Carrier/Daypack
  2. Cover bag
  3. Matras
  4. Trash bag
  5. Sleeping bag
  6. Sepatu trekking/PDL
  7. Survival kit
  8. Senter/Headlamp
  9. Baterai cadangan
  10. Sarung tangan
  11. Kaos kaki
  12. Peralatan shalat
  13. Baju dan celana secukupnya
  14. Topi
  15. Slayer
  16. Jaket/Sweater
  17. Ponco/Jas hujan
  18. Peralatan makan
  19. Lilin
  20. Obat-obat pribadi
  21. Botol minum
  22. Sandal
  23. Golok
  24. Logistik (Makanan)
Perlengkapan Kelompok:
  1. Tenda
  2. Flysheet
  3. Alat masak
  4. P3K 
  5. Bahan bakar
  6. Peralatan navigasi
Peralatan khusus atau tambahan:
  1. Pembalut betis agar otot-otot tetap fit
  2. Gaiter
  3. Kelambu
  4. Semir sepatu
  5. Kupluk
  6. Alat dokumentasi 
Survival kit
yaitu, peralatan yang dibutuhkan dalam keadaan darurat atau survival.
Isi survival kit:
  1. Kompas
  2. Jarum jahit dan benang
  3. Jarum sol dan benang sol
  4. Peniti dalam berbagai ukuran
  5. Pisau serbaguna/Gunting kecil
  6. Tali
  7. Cermin
  8. Pluit
  9. Kail + Benang pancing
  10. Korek api (Taru ditempat kedap air)
  11. Lilin
  12. Kantong Plasting
  13. Pembalut
  14. Paraffin
  15. Garam
  16. Tembakau
  17. Madu, susu, kopi
  18. P3K (Perban, plester, kapas, norit)
  19. Webing 
Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K): 
  1. Obat mata
  2. Kain kassa dan perban
  3. Plester (Hansaplast)
  4. Garam oralit
  5. Minyak kayu putih
  6. Lotion terik matahari/Sunblock
  7. Tabung oksigen
  8. Kapas
  9. Tisu (Basah dan kering)
  10. Betadine
  11. Alkohol (bukan untuk diminum)
  12. Obat sakit perut/Diare
  13. Parasetamol
  14. Obat alergi 
PACKING
Sebelum melakukan kegiatan kita biasanya menentukan dahulu peralatan dan perlengkapan yang akan dibawa, jika telah siap semua inilah saatnya mempacking barang-barang tersebut kedalam Carrier atau backpack.
Packing adalah pengepakkan barang-barang yang sudah terdata dan pasti akan dimasukkan kedalam carrier. Packing yang baik menjadikan perjalanan anda nyaman karena ringkas dan tidak menyulitkan.
Prinsip dasar yang mutlak dalam mempacking adalah:

  1. Pada saat carrier dipakai beban terberat harus jatuh kepundak. Mengapa beban harus dipundak? ini disebabkan dalam melakukan pendakian kedua kaki kita harus dalam keadaan bebas bergerak, bayangkan jika salah mempacking barang dan beban terberat jatuh kepinggul akibatnya adalah kaki tidak dapat bebas bergerak, dan anda menjadi cepat lelah karena beban carrier anda menekan pinggul belakang.
    Ingat: Letakkan barang yang berat pada bagian teratas dan terdekat dengan punggung. Barang-barang yang relatif lebih ringan (sleeping bag, pakaian tidur) ditempatkan dibagian bawah.
  2. Membagi berat beban secara seimbang antara bagian kanan dengan kiri pundak.
    Tujuannya adalah agar tidak menyiksa salah satu bagian pundak dan memudahkan anda menjaga keseimbangan dalam menghadapi jalur bahaya yang membutuhkan keseimbangan seperti: meniti jembatan dari sebatang pohon, berjalan dibibir jurang, dan keadaan lainnya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEORGANISASIAN DAN KESEKRETARIATAN

Sejarah Mapala Rafflesia (Universitas Indraprasta PGRI)

SPELEOLOGI